Hi, guest | Welcome to Blog Serba Guna | Register | Sign in
Advertise | Contact | About | Live Music | Donation | Sitemap

Jumat, 11 November 2011

Jasa Ibu


Album :
Munsyid : Umam
http://liriknasyid.com


Betapa besar jasanya
Betapa murni kasih sayangnya
Mendidik dan mengasuhku
Hingga aku dewasa

Ibuku tercinta
Segala baktimu kuterima
Hanya Tuhan dapat membalasnya
Syurga diakhirat sana

Segala kesusahan
Segala penderitaan
Kau hadapi dengan sabar
Tanpa putus asa, gelisah, kecewa

Wahai tuhan ku
Ampunkan dosa Ibu Ayahku
Kasihanilah mereka
Seperti kau mengasihiku
Wahai Tuhanku
Redhakan Ibudan Ayahku
Kasihanilah mereka
Selamatkan dari azab neraka

Sabtu, 05 November 2011

Alasan wanita gampang sekali menangis :')


oleh Zaa Syadad Assegaff pada 04 November 2011 jam 23:51
“Saat Kuciptakan wanita, Aku membuatnya menjadi sangat utama.



Kuciptakan bahunya, agar mampu menahan seluruh beban dunia dan isinya, walaupun juga, bahu itu harus cukup nyaman dan lembut untuk menahan kepala bayi yang sedang tertidur.

Kuberikan wanita kekuatan untuk dapat melahirkan, dan mengeluarkan bayi dari rahimnya, walau, seringkali pula, ia kerap berulangkali menerima cerca dari anaknya itu.

Kuberikan keperkasaan, yang akan membuatnya tetap bertahan, pantang menyerah, saat semua orang sudah putus asa.

Pada wanita, Kuberikan kesabaran, untuk merawat keluarganya, walau letih, walau sakit, walau lelah, tanpa berkeluh kesah.

Kuberikan wanita, perasaan peka dan kasih sayang, untuk mencintai semua anaknya, dalam kondisi apapun, dan dalam situasi apapun. Walau, tak jarang anak-anaknya itu melukai perasaannya, melukai hatinya.

Perasaan ini pula yang akan memberikan kehangatan pada bayi-bayi yang terkantuk menahan lelap. Sentuhan inilah yang akan memberikan kenyamanan saat didekap dengan lembut olehnya.

Kuberikan wanita kekuatan untuk membimbing suaminya, melalui masa-masa sulit, dan menjadi pelindung baginya. Sebab, bukankah tulang rusuklah yang melindungi setiap hati dan jantung agar tak terkoyak?

Kuberikan kepadanya kebijaksanaan, dan kemampuan untuk memberikan pengertian dan menyadarkan, bahwa suami yang baik adalah yang tak pernah melukai istrinya. Walau, seringkali pula, kebijaksanaan itu akan menguji setiap kesetiaan yang diberikan kepada suami, agar tetap berdiri, sejajar, saling melengkapi, dan saling menyayangi.

Dan, akhirnya, Kuberikan ia air mata agar dapat mencurahkan perasaannya. Inilah yang khusus Kuberikan kepada wanita, agar dapat digunakan kapanpun ia inginkan. Hanya inilah kelemahan yang dimiliki wanita, walaupun sebenarnya, air mata ini adalah air mata kehidupan”.

Maka, dekatkanlah diri kita pada sang Ibu kalau beliau masih hidup, karena di kakinyalah kita menemukan syurga.

Jumat, 04 November 2011

salam


seorang sahabat datang dan melewati beliau sambil mengucapkan, “Assalamu ‘alaikum”. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam lalu bersabda, “Orang ini mendapat 10 pahala kebaikan,” ujar beliau. Tak lama kemudian datang lagi sahabat lain. Ia pun mengucapkan, “Assalamu‘alaikum Warahmatullah.” Kata Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, “Orang ini mendapat 20 pahala kebaikan.” Kemudian lewat lagi seorang sahabat lain sambil mengucapkan, “Assalamu ‘alaikum warahmatullah wa baraokatuh.” Rasulullah pun bersabda, “Ia mendapat 30 pahala kebaikan.” [HR. Ibnu Hibban dari Abi Hurairah] ‘semoga kesejahteraan dilimpahkan kepada kamu dan rahmat ALLAH beserta berkah-NYA’


DOA DAN HARAPAN.


Anda sedang jatuh cinta dengan seorang wanita?
Namun bibir Anda kelu untuk berbicara?
Baru pertama kali jatuh cinta sehingga ngomong pun gak bisa?
Ataukah Anda bingung ingin ngomong apa dihadapan bidadari cantik yang saat ini begitu mengganggu pikiran Anda?
Gak usah bingung, ini ada beberapa mantra yang saya yakin ampuh, yang akan membuat bidadari Anda melayang-layang.


Pasal 1
Jika aku disuruh memilih untuk bernapas atau mencintaimu.
Aku akan menggunakan napas terakhirku untuk mengatakan
“aku mencintaimu”


Pasal 2
Jika ada 100 orang yang mencintai kamu pastilah aku salah satu dari mereka
Jika ada 10 orang yang mencintai kamu pastilah aku juga salah satu dari mereka
Jika tak ada 1 orang pun yang mencintai kamu pastilah saat itu aku sudah tidak ada di dunia,
karena aku tidak bisa memilikimu


Pasal 3
co : eh jangan duduk deket bunga-bunga
ce : loh emang kenapa ?
co : nanti bunga-bunganya layu
ce : kok bisa ?
co : mereka layu karena mereka malu kalah cantik sama kamu


Pasal 4
Co: knapa malem ini gelap banget ya
Ce: mendung kali bang
Co: kyknya nggak dech
Ce: trus napa bang
Co: soalnya bulannya sedang menerangi & menemaniku disini


Pasal 5
co: bapak kamu maling ya?
ce: ih kow jahat sie bapak ku dibilang maling kow gitu?
co: iya soalnya kamu pintar banget mencuri hatiku


Pasal 6
Lo tatap dia dengan penuh perasaan, trus ketika dia nanya “Lo kenapa sih?”
Lo tanya ke dia “Sakit ga sih?”
cewe: Sakit kenapa?
Lo: Bidadari kaya lo, jatuh dr langit.. Sakit ga sih?


Pasal 7
co: Neng kamu capek gak?
ce: Hah? (bingung)
co: Soalnya eneng berlari2 terus di pikiran abang


Pasal 8
kamu tau gak.. pemilu kemaren aku gak milih sby..
TP AKU MILIH KAMU


Pasal 9
Aku udah pernah jatuh dari jembatan,
aku udah pernah jatuh dari tangga.
Semuanya gak enak.
Tapi ada satu jatuh yang paling enak, yaitu jatuh
cinta sama kamu


Pasal 10
yank
rasa kangen aq sm kmu ibarat mencret
susah nahan nya


Pasal 11
kalo eneng jadi kompor, biar akang jadi sumbu nya
kalo eneng jadi panci, biar akang jadi bagian gosong di bawahnya..
kalo eneng jadi centong, biar akang jadi nasi yang nempelnya .
yang penting nempel teruuusss .


Selamat mencoba Rayuan maut nya

Kamis, 03 November 2011

Fitur impor dan ekspor di Blogger

Fitur impor dan ekspor di Blogger memberikan Anda berbagai konten baru dari portabilitas dan kebebasan, yang memungkinkan Anda untuk membuat salinan dari blog Anda sendiri serta impor mereka ke yang sudah ada lainnya. Terbaik dari semua-kami membuat proses ini sangat sederhana!
Impor Blog Baru

Untuk mengimpor konten sebagai sebuah blog baru, klik Buat Blog dari dashboard Anda.

Kemudian di bawah Advanced Options, klik Alat Blog Impor

Akhirnya, pilih file Blogger ekspor (. Xml) dari hard drive anda dan mengisi verifikasi kata. Klik panah Upload dan rawa baru akan dibuat segera!
Impor Ke sebuah Blog yang Ada

Untuk mengimpor entri dan komentar ke blog yang sudah ada, mulai dengan mengklik Pengaturan Blog Impor dari blog yang sudah ada | tab Dasar.
Catatan: Template Anda tidak akan terpengaruh oleh isi impor.

Selanjutnya, pilih file Blogger ekspor (. Xml) dari hard drive anda dan mengisi verifikasi kata di bawahnya. Secara default, semua posting Anda yang diimpor akan tetap diterbitkan hingga Anda mempublikasikannya mereka dari dashboard Anda nanti. Namun, jika Anda lebih suka memiliki semua posting segera diterbitkan, pastikan untuk memeriksa kotak di sebelah Otomatis mempublikasikan semua entri yang diimpor sebelum Anda mengklik Impor Blog.

Jika Anda tidak memilih untuk memiliki mempublikasikan posting Anda secara otomatis, Anda akan perlu untuk secara manual menerbitkannya dari Posting | tab Edit Posts sebelum mereka akan muncul di web. Anda dapat mempublikasikan semua posting sekaligus dengan mengklik Publikasikan semua entri yang diimpor, atau mempublikasikan tiap posting dengan memilih mereka dan kemudian klik Publikasikan yang Dipilih.

Mengekspor Blog Anda

Untuk mengekspor blog Anda, cukup klik Blog Ekspor dari Pengaturan | Dasar tab.

Terakhir, klik tombol Ekspor Blog. Blog Anda akan disimpan sebagai file ekspor Blogger (. Xml) file yang dapat disimpan sebagai cadangan pada hard drive Anda atau diimpor ke blog lain.
Catatan: blog yang diekspor tidak dihapus dari dashboard Anda atau Blogger.com

Khasiat Tanaman Jahe

Khasiat Tanaman Jahe

jahe
Jahe, lebih dari sekedar bumbu dapur, karena terbukti manjur mengusir berbagai penyakit. Bahkan NASA, pernah tertarik meneliti khasiat jahe untuk mengatasi mabuk para awaknya.
Tidak ada yang tahu persis asal mulanya tanaman jahe alias zingiber officinale telah dikenal sebagai bumbu dapur yang berkhasiat obat sejak ratusan tahun yang lalu.
Di cina, jahe kering telah dipakai sebagai bahan baku obat oleh seorang tabib yang hidup pada zaman kaisar Shen Nong, yang hidup 2000 tahun sebelum masehi. Di cina juga di temukan dua buku kedokteran yang pertama kali membahas khasiat jahe segar pada tahun 500 masehi. Selain di negeri tirai bamboo, yang dikabarkan telah mengenal jahe 2000 tahun sebelum masehi adalah india.
Negara-negara barat juga banyak yang memanfaatkan jahe sebagai obat traditional. Setidaknya itu dibuktikan dengan bahasan khasiat tanaman jahe yang tertulis pada buku kedokteran anglo saxon yang terbit pada abad ke 11. Dua abad kemudian, jahe merupakan bumbu dapur yang sangat popular di inggris, setelah lada hitam. Harga bumbu dapur ini juga ketika itu selangit, untuk memperoleh 1 pon ( setengah kilogram) jahe, harus mengeluarkan uang yang nilainya setara sengan seharga seekoor domba.
SEJARAH PENGOBATAN
Di cina, jahe segar di anggap berbeda dengan jahe kering. Bahkan ada seorang ahli tumbuhan kuno yang mengira jahe berasal dari dua tanaman yang berbeda. Ahli pengobatan sering memakai jahe segar untuk mengusir ‘hawa dingin’ atau ‘ racun’ dan mengurangi rasa mual. Sementara jahe kering di pakai untuk menyembuhkan kekurangan ‘hawa dingin’ pada nyeri lambung , nyeri perut, diare, batuk dan rematik.
Di india jahe segar juga dimanfaatkan untuk mengobati mual, asma, batuk dan rasa nyeri yang hebat dan mendadak, juga dipakai untuk mengatasi jantung berdebar-debar, gangguan pencernaan, nafsu makan menurun dan rematik bahkan , pada abad ke 19, sari jahe menjadi obat asma dan batuk yang popular di india. Untuk obat batuk, sari jahe di campur jus bawang putih segar dan madu, sedangkan untuk meredakan mual, jahe segar ditambah sedikit madu dan sejumput bulu burung merak bakar. Bubuk jahe segar juga bisa di campur air, kemudian di aduk hingga berbentuk pasta dan dioleskan di pelipis untuk meredakan sakit kepala.
Kebanyakan orang eropa minum teh jahe untuk mengatasi gangguan pencernaan. Sebuah penelitian menyebutkan bahwa minum dua atau tiga cangkir penuh the jahe dapat mengurangi gejala gout (penyakit radang sendi akibat kelebihan asam urat), perut kembung atau gangguan pencernaan (akibat terlalu banyak minum minuman keras ). Selain itu jahe juga memiliki khasiat memperlancar peredaran darah.
PENELITIAN TERBARU
jahe_keringPeneliti-penelit modern ternyata member dukungan terhadap penggunaan ‘ramuan tradisional’ jahe ini. Dari hasil penelitian, ekstrak jahe, baik dari jahe segar maupun jahe kering, berkhasiat dalam mengatasi infeksi bakteri, infeksi jamur, kejang, nyeri, luka serta gangguan lambung, tumor, kram dan reaksi alergi. Ekstrak jahe yang di teliti adalah sesuai standard gingerol, yaitu ekstrak yang tidak kehilangan rasa dan aroma jahe yang tajam.
Penelitian terhadap binatang percobaan tikus yang di lakukan di cina dan Negara – Negara barat, menunjukan bahwa jahe segar ampuh untuk meredakan nyeri dan infeksi. Percobaan in vitro (laboratorium) memperlihatkan bahwa jahe menghambat oksidasi (= bersifat antioksidan) sehingga dapat mengurangi resiko penyakit kanker, dan juga menghambat pertumbuhan dari kuman.
Jahe juga bermanfaat untuk sirkulasi darah. Tumbuhan rimpang ini memiliki khasiat antikoagulan (anti pembekuan darah) yang lebih hebat dari pada bawang putih atau bawang merah. Jahe juga mampu menurunkan kadar kolesterol karena bisa mengurangi penyerapan kolesterol dalam darah dan hati. Penelitian yang dilakukan oleh ahli-ahli di jepang memperlihatkan bahwa jahe dapat menurunkan tekanan darah dengan jalan mengurangi laju aliran darah perifer (aliran drah tepi).
Para ahli juga ada yang mencoba jahe untuk mengobati migren. Pengujian ini di dorong terapi ayurveda untuk mengobati gangguan pada sistem saraf. Khasiat jahe sebagai obat migren ini masih memerlukan penelitian lebih lanjut.
Pada umumnya penelitian jahe diutamakan untuk mengetahui efeknya terhadap pencernaan. Di negeri cina, hasil penelitian yang dilakukan terhdap manusia menunjukan bahwa minuman yang terbuat dari jahe segar dapat menurunkan sekresi asam lambung selama beberapa jam. Kemudian meningkat kembali setelah beberapa lama. Penelitian lainnya menyatakan bahwa akar jahe kering aakan memperkuat lambung, usus halus dan mencegah muntah.
Penelitian terbaru menunjukan ekstrak aseton dan methanol yang berasal dari jahe memiliki efek yang kuat untuk menghambat terjadinya tukakl ( luka) pada lambung. Penelitian lainnya menunjukan bahwa gingerol mampu mengatasi afek toksisitas (keracunan) pada hati dengan jalan meningkatkan asam empedu.

Do'a Niat Puasa Bulan Dzulhijah (Tarwiyah dan Arafah)


Oleh: Hati Bertasbih

Bismillahirrahmanirrahim ...
Puasa sunah untuk bulan Dzulhijah (dalam kalender Islam), dilaksanakan 2 hari sebelum tanggal 10 Dzulhijah (Idul Adha) atau biasa dikenal dengan lebaran haji yaitu tanggal 8 dan 9 Dzulhijah. Tanggal 8 Dzulhijah dinamakan puasa Tarwiyah dan tanggal 9 Dzulhijah dinamakan puasa Arafah. Puasa sunah Tarwiyah dan Arafah sangat dianjurkan, agar kita dapat turut merasakan nikmatnya seperti yang dirasakan oleh para jama'ah haji.

Puasa Arafah adalah puasa yang dilaksanakan pada hari Arafah yakni pada tanggal 9 Dzulhijah yaitu hari pada saat jama'ah haji melakukan wukuf di padang Arafah.
Puasa Tarwiyah adalah puasa yang dilaksanakan pada hari tarwiyah yakni 8 Dzulhijah, hari sebelum hari wukuf.

Adapun keutamaan puasa sunah Tarwiyah (8 Dzulhijah) dan 'arafah (9 Dzulhijah) berdasarkan beberapa hadist adalah:
1. Puasa Tarwiyah dapat menghapus dosa satu tahun silam yang telah terlewati.
2. Sedangkan puasa hari 'arafah memiliki keutamaan yaitu dapat menghapus dosa dua tahun silam yang telah berlalu.

DO'A NIAT PUASA TARWIYAH

نويت صوم ترويه سنة لله تعالى

NAWAITU SAUMA TARWIYAH SUNNATAN LILLAHI TA'ALAH
“ Saya niat puasa Tarwiyah, sunnah karena Allah ta’ala.”

DO'A NIAT PUASA ARAFAH

نويت صوم عرفة سنة لله تعالى

NAWAITU SAUMA ARAFAH SUNNATAN LILLAHI TA'ALAH
“ Saya niat puasa Arafah , sunnah karena Allah ta’ala.”

Semoga bermanfaat
Salam santun Ukhuwah KarenaNya
(Saling menashati dalam kebenaraN, saling menasehati dalam kesabaran,,,)

10 HARI PERTAMA DZULHIJJAH



Emir Abusaffan/M. Nurrochmat Nadjib.
Audzubillaahiminasy syaithonnir rojiim,
Bismillaahir rahmaanir rahiim,
Rasulullah SAW bersabda;
”Tidak ada hari di mana amal saleh pada hari itu lebih dicintai Allah ’Azza wa Jalla daripada hari-hari ini, yakni 10 hari pertama Dzulhijjah. Para sahabat bertanya ’Wahai Rasulullah tidak juga jihad fi sabilillah?’ Beliau menjawab, ’Tidak juga jihad fi sabilillah, kecuali orang yang keluar (berjihad) dengan jiwa, raga dan hartanya, kemudian tidak bersisa lagi.” (HR Bukhari).
Jika pada Ramadhan ada 10 hari terakhir yang mulia, karena menanti lailatul qadar, maka pada bulan Dzulhijjah ada 10 hari pertama yang utama, di mana amal saleh yang dikerjakan pada hari-hari itu sangat dicintai Allah, bahkan melebihi jihad fi sabilillah. Mengingat keutamaan hari-hari tersebut Allah bersumpah dengannya dalam Al Qur’an, ”Demi waktu fajar. Dan malamnya yang sepuluh.” (Al Fajr:1-2).
Di antara 10 hari ini yang paling utama adalah hari haji akbar yaitu hari nahar (10 Dzulhijjah). ”Sesungguhnya hari yang paling agung di sisi Allah SWT adalah hari nahar, lalu hari tasyrik (setelah hari nahar).” (HR Abu Dawud, disahihkan oleh Hakim).
Di antara amal saleh yang di syariatkan pada 10 hari pertama Dzulhijjah; Pertama, melaksanakan ibadah haji dan umrah. ”Dan haji mabrur, tidak ada balasan untuknya selain surga.” (HR. Muslim).
Kedua, memperbanyak shalat sunah. ”Hendaknya kamu memperbanyak sujudlillah, karena tidaklah kami bersujud kepada Allah sekali saja, kecuali Allah akan mengangkat derajatmu karenanya dan menggugurkan dosamu karenanya.” (HR. Muslim).
Ketiga, berpuasa selama sembilan hari, terutama hari Arafah. ”Bahwa Rasulullah SAW biasa berpuasa sembilan hari bulan Dzulhijjah, hari ’Asjura serta tiga hari dalam setiap bulan” (HR. Ahmad dan Nasa’i dari Hafshah RA). Imam Nawawi menjelaskan bahwa puasa pada hari-hari tersebut sangat dianjurkan. Terutama pada tanggal sembilan (yakni hari Arafah) bagi yang tidak berada di Arafah. ”Berpuasa pada hari ’Arafah dapat menghapuskan dosa di tahun yang lalu dan setelahnya.” (HR. Muslim).
Keempat, bertakbir dan berdzikir. ”Dan agar mereka menyebut nama Allah pada hari-hari yang telah ditentukan.” (QS Al-Hajj: 28).
Kelima, berkurban pada hari nahar (10 Dzulhijjah) atau pada pada hari-hari tasyrik (11, 12, dan 13 Dzulhijjah). ”Barang siapa yang memiliki kemampuan, namun tidak tidak berkurban, maka janganlah sekali-kali mendekati tempat shalat kami.” (Shahih At-Targhiib).
Keenam, memperbanyak amal saleh, seperti sedekah, membaca Al-Qur’an, birrul waalidain, silaturahim memenuhi kebutuhan kaum Muslimin, menghibur orang yang tertimpa musibah dan lainnya.
Ketujuh, bertobat dari dosa dan maksiat serta menjauhi larangan Allah. ”Sesungguhnya Allah cemburu, orang mukmin pun cemburu dan kecemburuan Allah adalah apabila seorang mukmin mengerjakan larangan-Nya.’ (HR. Muslim).
Kedelapan, melaksanakan shalat Idul Adha. Di saat bangsa kita diterpa berbagai masalah yang menggurita dalam berbagai aspek kehidupan berbangsa dan bernegara; seharusnya kita memperkokoh tazkiyatun nafs (kesucian jiwa) melalui ibadah agar memperoleh pertolongan dari Allah SWT. Amin. (Hikmah, Prof. Dr. KH. Achmad Satori Ismail).
Semoga bermanfaat,
Billaahi Taufik wal hidayah,
Wassalam Wr. Wb.

IMAM BUKHARI


Sejarah Singkat Imam Bukhari
Kelahiran dan Masa Kecil Imam Bukhari
Imam Bukhari (semoga Allah merahmatinya) lahir di Bukhara, Uzbekistan, Asia Tengah. Nama lengkapnya adalah Abu Abdullah Muhammad bin Ismail bin Ibrahim bin Al-Mughirah bin Badrdizbah Al-Ju'fiy Al Bukhari, namun beliau lebih dikenal dengan nama Bukhari. Beliau lahir pada hari Jumat, tepatnya pada tanggal 13 Syawal 194 H (21 Juli 810 M). Kakeknya bernama Bardizbeh, turunan Persi yang masih beragama Zoroaster. Tapi orangtuanya, Mughoerah, telah memeluk Islam di bawah asuhan Al-Yaman el-Ja’fiy. Sebenarnya masa kecil Imam Bukhari penuh dengan keprihatinan. Di samping menjadi anak yatim, juga tidak dapat melihat karena buta (tidak lama setelah lahir, beliau kehilangan penglihatannya tersebut). Ibunya senantiasa berusaha dan berdo'a untuk kesembuhan beliau. Alhamdulillah, dengan izin dan karunia Allah, menjelang usia 10 tahun matanya sembuh secara total.
Imam Bukhari adalah ahli hadits yang termasyhur diantara para ahli hadits sejak dulu hingga kini bersama dengan Imam Ahmad, Imam Muslim, Abu Dawud, Tirmidzi, An-Nasai, dan Ibnu Majah. Bahkan dalam kitab-kitab fiqih dan hadits, hadits-hadits beliau memiliki derajat yang tinggi. Sebagian menyebutnya dengan julukan Amirul Mukminin fil Hadits (Pemimpin kaum mukmin dalam hal Ilmu Hadits). Dalam bidang ini, hampir semua ulama di dunia merujuk kepadanya.

Tempat beliau lahir kini termasuk wilayah Rusia, yang waktu itu memang menjadi pusat kebudayaan ilmu pengetahuan Islam sesudah Madinah, Damaskus dan Bagdad. Daerah itu pula yang telah melahirkan filosof-filosof besar seperti al-Farabi dan Ibnu Sina. Bahkan ulama-ulama besar seperti Zamachsari, al-Durdjani, al-Bairuni dan lain-lain, juga dilahirkan di Asia Tengah. Sekalipun daerah tersebut telah jatuh di bawah kekuasaan Uni Sovyet (Rusia), namun menurut Alexandre Benningsen dan Chantal Lemercier Quelquejay dalam bukunya "Islam in the Sivyet Union" (New York, 1967), pemeluk Islamnya masih berjumlah 30 milliun. Jadi merupakan daerah yang pemeluk Islam-nya nomor lima besarnya di dunia setelah Indonesia, Pakistan, India dan Cina.
Keluarga dan Guru Imam Bukhari

Bukhari dididik dalam keluarga ulama yang taat beragama. Dalam kitab As-Siqat, Ibnu Hibban menulis bahwa ayahnya dikenal sebagai orang yang wara' dalam arti berhati-hati terhadap hal-hal yang hukumnya bersifat syubhat (ragu-ragu), terlebih lebih terhadap hal-hal yang sifatnya haram. Ayahnya adalah seorang ulama bermadzhab Maliki dan merupakan mudir dari Imam Malik, seorang ulama besar dan ahli fikih. Ayahnya wafat ketika Bukhari masih kecil.
Perhatiannya kepada ilmu hadits yang sulit dan rumit itu sudah tumbuh sejak usia 10 tahun, hingga dalam usia 16 tahun beliau sudah hafal dan menguasai buku-buku seperti "al-Mubarak" dan "al-Waki". Bukhari berguru kepada Syekh Ad-Dakhili, ulama ahli hadits yang masyhur di Bukhara. Pada usia 16 tahun bersama keluarganya, ia mengunjungi kota suci Mekkah dan Madinah, dimana di kedua kota suci itu beliau mengikuti kuliah para guru-guru besar ahli hadits. Pada usia 18 tahun beliau menerbitkan kitab pertamanya "Qudhaya as Shahabah wat Tabi’ien" (Peristiwa-peristiwa Hukum di zaman Sahabat dan Tabi’ien).
Bersama gurunya Syekh Ishaq, beliau menghimpun hadits-hadits shahih dalam satu kitab, dimana dari satu juta hadits yang diriwayatkan oleh 80.000 perawi disaring lagi menjadi 7275 hadits. Diantara guru-guru beliau dalam memperoleh hadits dan ilmu hadits antara lain adalah Ali bin Al Madini, Ahmad bin Hanbali, Yahya bin Ma'in, Muhammad bin Yusuf Al Faryabi, Maki bin Ibrahim Al Bakhi, Muhammad bin Yusuf al Baykandi dan Ibnu Rahwahih. Selain itu ada 289 ahli hadits yang haditsnya dikutip dalam kitab Shahih-nya.
Kejeniusan Imam Bukhari

Bukhari diakui memiliki daya hapal tinggi, yang diakui oleh kakaknya Rasyid bin Ismail. Kakak sang Imam ini menuturkan, pernah Bukhari muda dan beberapa murid lainnya mengikuti kuliah dan ceramah cendekiawan Balkh. Tidak seperti murid lainnya, Bukhari tidak pernah membuat catatan kuliah. Ia sering dicela membuang waktu karena tidak mencatat, namun Bukhari diam tak menjawab. Suatu hari, karena merasa kesal terhadap celaan itu, Bukhari meminta kawan-kawannya membawa catatan mereka, kemudian beliau membacakan secara tepat apa yang pernah disampaikan selama dalam kuliah dan ceramah tersebut. Tercenganglah mereka semua, lantaran Bukhari ternyata hafal di luar kepala 15.000 hadits, lengkap dengan keterangan yang tidak sempat mereka catat.
Ketika sedang berada di Bagdad, Imam Bukhari pernah didatangi oleh 10 orang ahli hadits yang ingin menguji ketinggian ilmu beliau. Dalam pertemuan itu, 10 ulama tersebut mengajukan 100 buah hadits yang sengaja "diputar-balikkan" untuk menguji hafalan Imam Bukhari. Ternyata hasilnya mengagumkan. Imam Bukhari mengulang kembali secara tepat masing-masing hadits yang salah tersebut, lalu mengoreksi kesalahannya, kemudian membacakan hadits yang benarnya. Ia menyebutkan seluruh hadits yang salah tersebut di luar kepala, secara urut, sesuai dengan urutan penanya dan urutan hadits yang ditanyakan, kemudian membetulkannya. Inilah yang sangat luar biasa dari sang Imam, karena beliau mampu menghafal hanya dalam waktu satu kali dengar.
Selain terkenal sebagai seorang ahli hadits, Imam Bukhari ternyata tidak melupakan kegiatan lain, yakni olahraga. Ia misalnya sering belajar memanah sampai mahir, sehingga dikatakan sepanjang hidupnya, sang Imam tidak pernah luput dalam memanah kecuali hanya dua kali. Keadaan itu timbul sebagai pengamalan sunnah Rasul yang mendorong dan menganjurkan kaum Muslimin belajar menggunakan anak panah dan alat-alat perang lainnya.
Karya-karya Imam Bukhari
Karyanya yang pertama berjudul "Qudhaya as Shahabah wat Tabi’ien" (Peristiwa-peristiwa Hukum di zaman Sahabat dan Tabi’ien). Kitab ini ditulisnya ketika masih berusia 18 tahun. Ketika menginjak usia 22 tahun, Imam Bukhari menunaikan ibadah haji ke Tanah Suci bersama-sama dengan ibu dan kakaknya yang bernama Ahmad. Di sanalah beliau menulis kitab "At-Tarikh" (sejarah) yang terkenal itu. Beliau pernah berkata, "Saya menulis buku "At-Tarikh" di atas makam Nabi Muhammad SAW di waktu malam bulan purnama".
Karya Imam Bukhari lainnya antara lain adalah kitab Al-Jami' ash Shahih, Al-Adab al Mufrad, At Tharikh as Shaghir, At Tarikh Al Awsat, At Tarikh al Kabir, At Tafsir Al Kabir, Al Musnad al Kabir, Kitab al 'Ilal, Raf'ul Yadain fis Salah, Birrul Walidain, Kitab Ad Du'afa, Asami As Sahabah dan Al Hibah. Diantara semua karyanya tersebut, yang paling monumental adalah kitab Al-Jami' as-Shahih yang lebih dikenal dengan nama Shahih Bukhari.
Dalam sebuah riwayat diceritakan, Imam Bukhari berkata: "Aku bermimpi melihat Rasulullah saw., seolah-olah aku berdiri di hadapannya, sambil memegang kipas yang kupergunakan untuk menjaganya. Kemudian aku tanyakan mimpi itu kepada sebagian ahli ta'bir, ia menjelaskan bahwa aku akan menghancurkan dan mengikis habis kebohongan dari hadits-hadits Rasulullah saw. Mimpi inilah, antara lain, yang mendorongku untuk melahirkan kitab Al-Jami' As-Sahih."

Dalam menghimpun hadits-hadits shahih dalam kitabnya tersebut, Imam Bukhari menggunakan kaidah-kaidah penelitian secara ilmiah dan sah yang menyebabkan keshahihan hadits-haditsnya dapat dipertanggungjawabkan. Ia berusaha dengan sungguh-sungguh untuk meneliti dan menyelidiki keadaan para perawi, serta memperoleh secara pasti kesahihan hadits-hadits yang diriwayatkannya.

Imam Bukhari senantiasa membandingkan hadits-hadits yang diriwayatkan, satu dengan lainnya, menyaringnya dan memilih mana yang menurutnya paling shahih. Sehingga kitabnya merupakan batu uji dan penyaring bagi hadits-hadits tersebut. Hal ini tercermin dari perkataannya: "Aku susun kitab Al Jami' ini yang dipilih dari 600.000 hadits selama 16 tahun."
Banyak para ahli hadits yang berguru kepadanya, diantaranya adalah Syekh Abu Zahrah, Abu Hatim Tirmidzi, Muhammad Ibn Nasr dan Imam Muslim bin Al Hajjaj (pengarang kitab Shahih Muslim). Imam Muslim  menceritakan : "Ketika Muhammad bin Ismail (Imam Bukhari) datang ke Naisabur, aku tidak pernah melihat seorang kepala daerah, para ulama dan penduduk Naisabur yang memberikan sambutan seperti apa yang mereka berikan kepadanya." Mereka menyambut kedatangannya dari luar kota sejauh dua atau tiga marhalah (100 km), sampai-sampai Muhammad bin Yahya Az Zihli (guru Imam Bukhari) berkata : "Barang siapa hendak menyambut kedatangan Muhammad bin Ismail besok pagi, lakukanlah, sebab aku sendiri akan ikut menyambutnya."
Penelitian Hadits
Untuk mengumpulkan dan menyeleksi hadits shahih, Bukhari menghabiskan waktu selama 16 tahun untuk mengunjungi berbagai kota guna menemui para perawi hadits, mengumpulkan dan menyeleksi haditsnya. Diantara kota-kota yang disinggahinya antara lain Bashrah, Mesir, Hijaz (Mekkah, Madinah), Kufah, Baghdad sampai ke Asia Barat. Di Baghdad, Bukhari sering bertemu dan berdiskusi dengan ulama besar Imam Ahmad bin Hanbali. Dari sejumlah kota-kota itu, ia bertemu dengan 80.000 perawi. Dari merekalah beliau mengumpulkan dan menghafal satu juta hadits.

Namun tidak semua hadits yang ia hapal kemudian diriwayatkan, melainkan terlebih dahulu diseleksi dengan seleksi yang sangat ketat, diantaranya apakah sanad (riwayat) dari hadits tersebut bersambung dan apakah perawi (periwayat / pembawa) hadits itu terpercaya dan tsiqqah (kuat). Menurut Ibnu Hajar Al Asqalani, akhirnya Bukhari menuliskan sebanyak 9082 hadis dalam karya monumentalnya Al Jami' as-Shahih yang dikenal sebagai Shahih Bukhari.

Dalam meneliti dan menyeleksi hadits dan diskusi dengan para perawi tersebut, Imam Bukhari sangat sopan. Kritik-kritik yang ia lontarkan kepada para perawi juga cukup halus namun tajam. Kepada para perawi yang sudah jelas kebohongannya ia berkata, "perlu dipertimbangkan, para ulama meninggalkannya atau para ulama berdiam dari hal itu" sementara kepada para perawi yang haditsnya tidak jelas ia menyatakan "Haditsnya diingkari". Bahkan banyak meninggalkan perawi yang diragukan kejujurannya. Beliau berkata "Saya meninggalkan 10.000 hadits yang diriwayatkan oleh perawi yang perlu dipertimbangkan dan meninggalkan hadits-hadits dengan jumlah yang sama atau lebih, yang diriwayatan oleh perawi yang dalam pandanganku perlu dipertimbangkan".

Banyak para ulama atau perawi yang ditemui sehingga Bukhari banyak mencatat jati diri dan sikap mereka secara teliti dan akurat. Untuk mendapatkan keterangan yang lengkap mengenai sebuah hadits, mencek keakuratan sebuah hadits ia berkali-kali mendatangi ulama atau perawi meskipun berada di kota-kota atau negeri yang jauh seperti Baghdad, Kufah, Mesir, Syam, Hijaz seperti yang dikatakan beliau "Saya telah mengunjungi Syam, Mesir dan Jazirah masing-masing dua kali, ke Basrah empat kali menetap di Hijaz selama enam tahun dan tidak dapat dihitung berapa kali saya mengunjungi Kufah dan Baghdad untuk menemui ulama-ulama ahli hadits."

Disela-sela kesibukannya sebagai sebagai ulama, pakar hadits, ia juga dikenal sebagai ulama dan ahli fiqih, bahkan tidak lupa dengan kegiatan kegiatan olahraga dan rekreatif seperti belajar memanah sampai mahir, bahkan menurut suatu riwayat, Imam Bukhari tidak pernah luput memanah kecuali dua kali.
Metode Imam Bukhari dalam Menulis Kitab Hadits
Sebagai intelektual muslim yang berdisiplin tinggi, Imam Bukhari dikenal sebagai pengarang kitab yang produktif. Karya-karyanya tidak hanya dalam disiplin ilmu hadits, tapi juga ilmu-ilmu lain, seperti tafsir, fikih, dan tarikh. Fatwa-fatwanya selalu menjadi pegangan umat sehingga ia menduduki derajat sebagai mujtahid mustaqil (ulama yang ijtihadnya independen), tidak terikat pada mazhab tertentu, sehingga mempunyai otoritas tersendiri dalam berpendapat dalam hal hukum.

Pendapat-pendapatnya terkadang sejalan dengan Imam Abu Hanifah (Imam Hanafi, pendiri mazhab Hanafi), tetapi terkadang bisa berbeda dengan beliau. Sebagai pemikir bebas yang menguasai ribuan hadits shahih, suatu saat beliau bisa sejalan dengan Ibnu Abbas, Atha ataupun Mujahid dan bisa juga berbeda pendapat dengan mereka.

Diantara puluhan kitabnya, yang paling masyhur ialah kumpulan hadits shahih yang berjudul Al-Jami' as-Shahih, yang belakangan lebih populer dengan sebutan Shahih Bukhari. Ada kisah unik tentang penyusunan kitab ini. Suatu malam Imam Bukhari bermimpi bertemu dengan Nabi Muhammad saw., seolah-olah Nabi Muhammad saw. berdiri dihadapannya. Imam Bukhari lalu menanyakan makna mimpi itu kepada ahli mimpi. Jawabannya adalah beliau (Imam Bukhari) akan menghancurkan dan mengikis habis kebohongan yang disertakan orang dalam sejumlah hadits Rasulullah saw. Mimpi inilah, antara lain yang mendorong beliau untuk menulis kitab "Al-Jami 'as-Shahih".

Dalam menyusun kitab tersebut, Imam Bukhari sangat berhati-hati. Menurut Al-Firbari, salah seorang muridnya, ia mendengar Imam Bukhari berkata. "Saya susun kitab Al-Jami' as-Shahih ini di Masjidil Haram, Mekkah dan saya tidak mencantumkan sebuah hadits pun kecuali sesudah shalat istikharah dua rakaat memohon pertolongan kepada Allah, dan sesudah meyakini betul bahwa hadits itu benar-benar shahih". Di Masjidil Haram-lah ia menyusun dasar pemikiran dan bab-babnya secara sistematis.

Setelah itu ia menulis mukaddimah dan pokok pokok bahasannya di Rawdah Al-Jannah, sebuah tempat antara makam Rasulullah dan mimbar di Masjid Nabawi di Madinah. Barulah setelah itu ia mengumpulkan sejumlah hadits dan menempatkannya dalam bab-bab yang sesuai. Proses penyusunan kitab ini dilakukan di dua kota suci tersebut dengan cermat dan tekun selama 16 tahun. Ia menggunakan kaidah penelitian secara ilmiah dan cukup modern sehingga hadits haditsnya dapat dipertanggung-jawabkan.

Dengan bersungguh-sungguh ia meneliti dan menyelidiki kredibilitas para perawi sehingga benar-benar memperoleh kepastian akan keshahihan hadits yang diriwayatkan. Ia juga selalu membandingkan hadits satu dengan yang lainnya, memilih dan menyaring, mana yang menurut pertimbangannya secara nalar paling shahih. Dengan demikian, kitab hadits susunan Imam Bukhari benar-benar menjadi batu uji dan penyaring bagi sejumlah hadits lainnya. "Saya tidak memuat sebuah hadits pun dalam kitab ini kecuali hadits-hadits shahih", katanya suatu saat.

Di belakang hari, para ulama hadits menyatakan, dalam menyusun kitab Al-Jami' as-Shahih, Imam Bukhari selalu berpegang teguh pada tingkat keshahihan paling tinggi dan tidak akan turun dari tingkat tersebut, kecuali terhadap beberapa hadits yang bukan merupakan materi pokok dari sebuah bab.

Menurut Ibnu Shalah, dalam kitab Muqaddimah, kitab Shahih Bukhari itu memuat 7275 hadits. Selain itu ada hadits-hadits yang dimuat secara berulang, dan ada 4000 hadits yang dimuat secara utuh tanpa pengulangan. Penghitungan itu juga dilakukan oleh Syekh Muhyiddin An Nawawi dalam kitab At-Taqrib. Dalam hal itu, Ibnu Hajar Al-Atsqalani dalam kata pendahuluannya untuk kitab Fathul Bari (yakni syarah atau penjelasan atas kitab Shahih Bukhari) menulis, semua hadits shahih yang dimuat dalam Shahih Bukhari (setelah dikurangi dengan hadits yang dimuat secara berulang) sebanyak 2.602 buah. Sedangkan hadits yang mu'allaq (ada kaitan satu dengan yang lain, bersambung) namun marfu (diragukan) ada 159 buah. Adapun jumlah semua hadits shahih termasuk yang dimuat berulang sebanyak 7397 buah. Perhitungan berbeda diantara para ahli hadits tersebut dalam mengomentari kitab Shahih Bukhari semata-mata karena perbedaan pandangan mereka dalam ilmu hadits.
Terjadinya Fitnah
Muhammad bin Yahya Az-Zihli berpesan kepada para penduduk agar menghadiri dan mengikuti pengajian yang diberikannya. Ia berkata: "Pergilah kalian kepada orang alim dan saleh itu, ikuti dan dengarkan pengajiannya." Namun tak lama kemudian ia mendapat fitnah dari orang-orang yang dengki. Mereka menuduh sang Imam sebagai orang yang berpendapat bahwa "Al-Qur'an adalah makhluk".

Hal inilah yang menimbulkan kebencian dan kemarahan gurunya, Az-Zihli kepadanya. Kata Az-Zihli : "Barang siapa berpendapat bahwa lafadz-lafadz Al-Qur'an adalah makhluk, maka ia adalah ahli bid'ah. Ia tidak boleh diajak bicara dan majelisnya tidak boleh didatangi. Dan barang siapa masih mengunjungi majelisnya, curigailah dia." Setelah adanya ultimatum tersebut, orang-orang mulai menjauhinya.

Sebenarnya, Imam Bukhari terlepas dari fitnah yang dituduhkan kepadanya itu. Diceritakan, seseorang berdiri dan mengajukan pertanyaan kepadanya: "Bagaimana pendapat Anda tentang lafadz-lafadz Al-Qur'an, makhluk ataukah bukan?" Bukhari berpaling dari orang itu dan tidak mau menjawab kendati pertanyaan itu diajukan sampai tiga kali.

Tetapi orang itu terus mendesak. Ia pun menjawab: "Al-Qur'an adalah kalam Allah, bukan makhluk, sedangkan perbuatan manusia adalah makhluk dan fitnah merupakan bid'ah." Pendapat yang dikemukakan Imam Bukhari ini, yakni dengan membedakan antara yang dibaca dengan bacaan, adalah pendapat yang menjadi pegangan para ulama ahli tahqiq (pengambil kebijakan) dan ulama salaf. Tetapi dengki dan iri adalah buta dan tuli. Dalam sebuah riwayat disebutkan bahwa Bukhari pernah berkata : "Iman adalah perkataan dan perbuatan, bisa bertambah dan bisa berkurang. Al-Quran adalah kalam Allah, bukan makhluk. Sahabat Rasulullah SAW, yang paling utama adalah Abu Bakar, Umar, Usman, dan Ali. Dengan berpegang pada keimanan inilah aku hidup, aku mati dan dibangkitkan di akhirat kelak, insya Allah." Di lain kesempatan, ia berkata: "Barang siapa menuduhku berpendapat bahwa lafadz-lafadz Al-Qur'an adalah makhluk, ia adalah pendusta."
Wafatnya Imam Bukhari
Suatu ketika penduduk Samarkand mengirim surat kepada Imam Bukhari. Isinya, meminta dirinya agar menetap di negeri itu (Samarkand). Ia pun pergi memenuhi permohonan mereka. Ketika perjalanannya sampai di Khartand, sebuah desa kecil terletak dua farsakh (sekitar 10 Km) sebelum Samarkand, ia singgah terlebih dahulu untuk mengunjungi beberapa familinya. Namun disana beliau jatuh sakit selama beberapa hari. Dan Akhirnya meninggal pada tanggal 31 Agustus 870 M (256 H) pada malam Idul Fitri dalam usia 62 tahun kurang 13 hari. Beliau dimakamkan selepas Shalat Dzuhur pada Hari Raya Idul Fitri. Sebelum meninggal dunia, ia berpesan bahwa jika meninggal nanti jenazahnya agar dikafani tiga helai kain, tanpa baju dalam dan tidak memakai sorban. Pesan itu dilaksanakan dengan baik oleh masyarakat setempat. Beliau meninggal tanpa meninggalkan seorang anakpun.
Sumber:

KEUTAMAAN BULAN DZULHIJAH

EmailKEUTAMAAN BULAN DZULHIJAH
Oleh Sofyan Munawar
Nama-nama bulan dalam almanak Hijriyah diadopsi dari nama bulan yang telah dikenal dan berlaku di kalangan bangsa Arab sebelum Islam. Orang Arab memberi nama bulan tersebut disesuaikan dengan kondisi alam dan situasi masyarakat pada masa itu. Misalnya bulan DZUL HIJJAH yang jadi pokok bahasan kali ini. Dzul Hijjah, secara etimologis terdiri dari dua kata “Dzu” (ذو ) yang berarti “pemilik” dan “Hijjah” (الحجة ) yang berarti “haji”. Rangkaian dua kata tersebut kemudian bermakna “yang menunaikan haji”. Dinamakan demikian karena pada bulan itu orang-orang Arab pergi ke Baitullah (Makkah) untuk melaksanakan ibadah Haji.
Dzul Hijjah adalah bulan ke dua belas dalam setahun, ia termasuksalah satu dari empat bulan yang suci dan terhormat (harom), sebagaimana ditegaskan dalam hadits yang diceritakan sahabat Abu Bakrah r.a., bahwa Rasulullah saw bersabda,

إنَّ الزَّمَانُ قَدِ اسْتَدَارَ كَهَيْئَتِهِ يَوْمَ خَلَقَ السَّمَوَاتِ وَالأَرْضَ، السَّنَةُ اثْنَا عَشَرَ شَهْرًا، مِنْهَا أَرْبَعَةٌ حُرُمٌ، ثَلاَثَةٌ مُتَوَالِيَاتٌ ذُو الْقَعْدَةِ وَذُو الْحِجَّةِ وَالْمُحَرَّمُ، وَرَجَبُ مُضَرَ الَّذِى بَيْنَ جُمَادَى وَشَعْبَانَ .
“Sesungguhnya zaman itu berputar sebagaimana keadaannya sejak Allah menciptakan langit dan bumi. Setahun itu ada dua belas bulan diantaranya terdapat empat bulan yang dihormati: tiga bulan berturut-turut; Dzul Qo’dah, Dzul Hijjah, Muharram dan Rajab pilihan suku Mudhar, yang terhimpit antara bulan Jumadi Tsaniah dan Sya’ban (HR. al-Bukhari no. 3197 dan Muslim no. 1679)

Hadits tersebut merupakan bayan atau tafsir dari firman Allah Ta’ala: ”Sesungguhnya bilangan bulan di sisi Allah ialah dua belas bulan, dalam ketetapan Allah di waktu Dia menciptakan langit dan bumi, di antaranya empat bulan haram. Itulah (ketetapan) agama yang lurus, maka janganlah menganiaya diri dalam bulan empat itu, dan perangilah musyrikin semuanya; dan ketahuilah bahwasanya Allah beserta orang-orang yang bertaqwa.” (QS. at-Taubah [9]:36)

Pada bulan Dzul Hijjah ada beberapa hari yang diberi predikat khusus sesuai dengan peristiwa yang terjadi pada hari-hari tersebut. Hari-hari itu adalah adalah:
1. Hari/tanggal 8 Dzul Hijjah disebut hari Tarwiyah (التروية ). Kata Tarwiyah terambil dari kata irtawa-yartawi (ارتوى - يرتوى ) yang berarti minum dengan kenyang atau berbekal air. Disebut demikian  karena pada hari itu, para hujjaj membawa perbekalan air untuk keperluan mereka di Mina. Dalam rangkaian ibadah haji, tanggal 8 Dzul Hijjah adalah hari dimana para hujjaj mengawali pelaksanaan puncak haji dengan pergi ke Mina untuk mabit (menginap) selama satu malam di sana. Teori lain mengatakan bahwa, tarwiyah berasal dari kata ar-rawiyah (الرَّوِيَّةُ ) searti dengan kata tafakkaro, yaitu merenung dan berfikir. Dinamakan demikian karena pada hari itu (tanggal 8 Dzulhijjah), Nabi Ibrahim a.s. berfikir dan merenungkan makna mimpi yang dialaminya. ( Lisanul Arab, Al-Imam al-‘Allamah Ibnu Manzhur,  vol  v)
2. Hari/tanggal 9 Dzul Hijjah disebut hari ‘Arafah (يوم عرفة ). ‘Arafah adalah nama sebuah padang sahara yang berada di sebelah tenggara gunung Jabal Rahmah dan tepatnya berada di perempatan: Tsuyah, Aranah, Numrah, Dzul Mujaz. Bentangan sahara ini seluas 12 km dan mempunyai lebar 6,5 Km. ‘Arafah,  tepat di Km 21 dari arah Mekah. Adapun kenapa hari itu dinamakan ‘Arafah, salah satu jawabannya adalah karena pada hari itu jamaah haji mesti pergi ke Arafah untuk melaksanakan ritual wuquf sebagai puncak haji, sebagaimana sabda Rasulullah saw “al-Hajju ‘arafah”, artinya “puncak haji adalah (wuquf di) ‘Arafah.” (HR. Ibnu Hibban). Maksudnya, seorang yang menunaikan haji tidak sah hajinya walau semua rukunnya dilaksanakan jika ia tidak wuquf di ‘Arafah.
Sedangkan latar belakang kenapa tempat itu dinamakan ‘Arafah, berbagai teori   menjelaskannya. Ibnu Qudamah mengatakan bahwa hal itu ada hubunganya dengan mimpi Nabi Ibrahim a.s. yang diperintahkan untuk menyembelih anaknya. Maka pada pagi harinya beliau “’arafa” alias mengetahui dan  mengenal bahwa mimpinya itu banar-benar datang dari Allah saw sebagai wahyu. (al-Mughni, III:58). Keterangan lain menjelaskan bahwa tempat tersebut dinamakan ‘Arafah berkaitan dengan peristiwa ta’arufnya antara Nabi Adam dan Hawa ditempat itu, sebagaimana dijelaskan Ibnu Abas,
وَتَعَارَفَا بِعَرَفَاتِ فَلِذلِكَ سُمِّيَتْ عَرَفَاتِ
(Dan keduanya ta’aruf di Arafat, karena itu dinamai ‘Arafat). (Lihat, al-Kamil fi at-Tarikh, I:12). Selanjutnya ketarangan Ibnu Abbas itu dijadikan referensi utama oleh para ulama di antaranya Imam Ar-Raghib al-Ashfahani dalam al-Mufradat fi Gharibil Quran (hal. 969). Dari keterangan-keterangan tersebut jelaslah bahwa penamaan ‘Arafah sebagai nama hari maupun nama tempat, sudah digunakan sebelum disyari’atkan ibadah haji. Dan setelah ada syari’at haji maka “diam” (wuquf) di tempat tersebut menjadi salah satu rukun dalam ritual haji bahkan dipandang sebagai jantungnya haji.
3. Hari/tanggal 10 Dzul Hijjah disebut Yaum an-Nahr (يوم النحر ) yang berarti hari disembelihnya hewan qurban. Kata an-Nahr secara harfiyah berati menyembelih onta pada pangkal lehernya. Hal itu dilakukan karena unta sulit disembelih pada bagian ujung lehernya. (Lisanul ‘Arab vol XIV)
4. Hari/tanggal 11,12 dan 13 bulan Dzul Hijjah disebuta Ayyam at-Tasyriq (أَيام التشريق ). Kata tasyriq pada asalnya berarti menjemur daging di terik matahari untuk dibuat dendeng. Maka tiga hari setelah hari Nahr disebut hari-hari tasyrik karena daging kurban diawetkan dengan cara dibuat dendeng dengan dijemur di terik matahari. Dikatakan pula bahwa disebut tasyriq karena hewan qurban tidak disembelih kecuali setelah terbit matahari. Ada juga yang mengatakan bahwa pada hari-hari tersebut masih diperbolehkan menyembelih hewan qurban. (lihat Lisanul ‘Arab vol VII kata syrroqo).

Dzulhijjah Bulan Utama
Sepuluh hari pertama bulan Dzul Hijjah adalah hari-hari yang utama. Keutamaan tersebut berdasarkan katerangan-keterangan berikut ini.
Nash Al-Qur’an.
Allah swt berfirman,
وَ الْفَجْرِ . وَلَيَالٍ عَشْرٍ
“Demi fajar, dan malam yang sepuluh.” (Al-Fajr [89]: 1-2)

Berbeda-beda pendapat ulama tentang maksud “malam yang sepuluh” pada ayat ini. Ada yang memahaminya dalam arti sepuluh malam terakhir bulan Ramadhan, atau sepuluh malam pertama bulan Muharram, dan ada juga yang memahaminya dalam arti sepuluh malam pertama bulan Dzul Hijjah. Dari pendapat-pendapat tersebut yang dipandang paling kuat adalah pendapat ketiga yang mengatakan bahwa “malam yang sepuluh” itu adalah sepuluh malam pertama bulan Dzul Hijjah. Argumentasi yang mendukung pendapat tersebut adalah hadits dari Ibnu ‘Abbas ra., bahwa Rasulullah saw bersabda,

مَا مِنْ أَيَّامٍ العَمَلُ الصَّالِحُ فِيْهِنَّ أَحَبُّ إِلَى اللهِ مِنْ هَذِهِ اْلأَيَّامِ الْعَشْرِ. قَالُوْا : وَلاَ الجْهَادُ فِيْ سَبِيْلِ اللهِ؟ قَالَ: وَلاَ الجْهَادُ فِيْ سَبِيْلِ اللهِ إِلاَّ رَجُلٌ خَرَجَ بِنَفْسِهِ وَمَالِهِ فَلَمْ يَرْجِعْ مِنْ ذَلِكَ بِشَيْءٍ
“Tidak ada hari-hari di mana amalan shalih yang dikerjakan di dalamnya lebih dicintai oleh Allah daripada sepuluh hari ini." Para shahabat bertanya, "Termasuk pula jihad fi sabilillah?" Beliau bersabda, "Ya, termasuk pula jihad fi sabilillah, kecuali seseorang yang keluar dengan jiwa dan hartanya dan tidak kembali darinya sedikit pun.”
(HR. Al-Bukhari, Abu Dawud, At-Tirmidzi).
Allah swt berfirman lagi,
وَيَذْكُرُوا اسْمَ اللهِ فِى أَيَّامٍ مَعْلُوْمَاتٍ
“Dan supaya mereka menyebut nama Allah pada hari yang telah ditentukan.” (QS. Al Hajj [22]: 28).
Yang dimaksud dengan “pada hari-hari yang telah ditentukan” pada ayat ini adalah sepuluh hari pertama bulan Dzulhijjah. (Tafsir Ibnu Katsir).
Nash al-Hadits

Dari Ibnu ‘Umar ra., dia berkata, Rasulullah saw bersabda,

مَا مِنْ أَيَّامٍ أَعْظَمُ عِنْدَ اللهِ سُبْحَانَهُ وَلاَ أَحَبُّ إِلَيْهِ الْعَمَل فِيْهِنَّ مِنْ هَذِهِ اْلأَيَّامِ الْعَشْرِ؛ فَأَكْثِرُوْا فِيْهِ مِنَ التَّهْلِيْلِ وَالتَّكْبِيْرِ وَالتَّحْمِيْدِ

“Tidak ada hari yang lebih agung dan lebih dicintai di sisi Allah subhanahu wa ta’ala jika amalan shalih dikerjakan di dalamnya daripada sepuluh hari ini, maka perbanyaklah tahlil, takbir, dan tahmid pada hari-hari tersebut.” (HR. Ahmad)

Imam ad-Darimi meriwayatkan bahwa  sahabat  Sa’id bin Jubair  r.a. ketika telah memasuki sepuluh hari pertama bulan Dzulhijjah, beliau sangat bersungguh-sungguh untuk beribadah sampai-sampai hampir beliau tidak mampu untuk mengerjakannya.

Al-Hafizh Ibnu Hajar Al-Asqalani dalam Fathul Bari berkata: “Dan yang tampak dari sebab diistimewakannya sepuluh hari pertama bulan Dzulhijjah adalah karena waktu tersebut merupakan tempat berkumpulnya (dan ditunaikannya) induk dari berbagai macam ibadah, yaitu shalat, puasa, shadaqah, dan haji. Itu semua tidak terjadi pada waktu yang lain.”
مَا مِنْ يَوْمٍ أَكْثَرَ مِنْ أَنْ يُعْتِقَ اللهُ فِيهِ عَبْدًا مِنَ النَّارِ مِنْ يَوْمِ عَرَفَةَ وَإِنَّهُ لَيَدْنُو ثُمَّ يُبَاهِى بِهِمُ الْمَلاَئِكَةَ فَيَقُولُ مَا أَرَادَ هَؤُلاَءِ .
“Tidak satu hari dimana Allah paling banyak membebaskan seseorang dari neraka melebihi hari arafah. Sesungguhnya Dia mendekat, kemudian Dia membangga-banggakan mereka (manusia) di hadapan malaikat. Dia berfirman: Apa yang mereka inginkan?” (HR. Muslim, An Nasa’i, dan Al Hakim)
Dari Ibnu ‘Umar ra., dia berkata, Rasulullah saw bersabda,

مَا مِنْ أَيَّامٍ أَعْظَمُ عِنْدَ اللهِ سُبْحَانَهُ وَلاَ أَحَبُّ إِلَيْهِ الْعَمَل فِيْهِنَّ مِنْ هَذِهِ اْلأَيَّامِ الْعَشْرِ؛ فَأَكْثِرُوْا فِيْهِ مِنَ التَّهْلِيْلِ وَالتَّكْبِيْرِ وَالتَّحْمِيْدِ

“Tidak ada hari yang lebih agung dan lebih dicintai di sisi Allah subhanahu wa ta’ala jika amalan shalih dikerjakan di dalamnya daripada sepuluh hari ini, maka perbanyaklah tahlil, takbir, dan tahmid pada hari-hari tersebut.” (HR. Ahmad)
Amalan-amalan Pada Bulan Dzul Hijjah
1. Shaum Sunnat Pada Hari ‘Arafah
Dari Abu Qatadah ra., Nabi saw bersabda:
صِيَامُ عَرَفَةَ أَحْتَسِبُ عَلَى اللهِ أَنْ يُكَفِّرَ السَّنَةَ الَّتِى قَبْلَهُ وَالسَّنَةَ الَّتِى بَعَدَهُ
“Shaum hari ‘Arafah itu, aku berharap kepada Allah, agar menghapuskan (dosa) setahun yang lalu dan setahun yang akan datang”.(HR. at-Tirmidzi)
Berdasarkan hadits tersebut jelaslah bahwa : Shaum ‘Arafah itu masyru’ (disyari’atkan), dan hukumnya sunnat. Puasa sunnat ‘Arafah memiliki keutamaan yang sangat besar, yaitu dapat menghapuskan dosa-dosa kecil satu tahun sebelumnya dan satu tahun ke depan. Puasa sunnat ‘Arafah ini disyari’atkan bagi orang yang tidak berhajji. Bagi orang yang sedang melaksanakan ibadah hajji yang pada hari/tanggal tersebut sedang melaksanakan wukuf dilarang melaksanakan puasa ‘Arafah, sebagaimana dijelaskan dalam hadits Ummu al Fadhl berikut ini,
-عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ عَنْ أُمِّ الْفَضْلِ بِنْتِ الْحَارِثِ أَنَّ نَاسًا تَمَارَوْا عِنْدَهَا يَوْمَ عَرَفَةَ فِى صِيَامِ رَسُوْلِ اللهِ  صَلَّى اللهُ عَليْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ بَعْضُهُمْ هُوَ صَائِمٌ, وَقَالَ بَعْضُهُمْ لَيْسَ بِصَائِمٍ, فَأَرْسَلْتُ إِلَيْهِ بَقَدَحِ لَبَنٍ وَهُوَ وَاقِفٌ عَلَى بَعِيْرِهِ بِعَرَفَةَ فَشَرِبَهُ . (رواه البخاري ومسلم)
Dari Ibnu Abbas, dari Ummi al-Fadl binti al Harits, bahwasanya orang-orang berselisih pada hari ‘Arafah  - tentang shaum Rasulullah saw – di antara mereka ada yang berkata bahwa beliau tidak shaum, dan sebagian lagi berkata, bahwa beliau shaum. Kemudian aku antarkan kepadanya segelas/semanghkuk susu sedang beliau berada di atas untanya, maka beliau meminumnya”. (HR. al-Bukhari dan Muslim).
Juga diriwayatkan dari hadits Ibnu Umar ra. bahwa ia pernah ditanya oleh Najih tentang hukum berpuasa pada hari’ Arafah di Arafah? Ia menjawab,

حَجَجْتُ مَعَ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَلَمْ يَصُمْهُ وَمَعَ أبي بَكْرٍ فَلَمْ يَصُمْهُ وَمَعَ عُمَرَ فَلَمْ يَصُمْهُ وَمَعَ عُثْمَانَ فَلَمْ يَصُمْهُ وأنَا لاَ أَصُومُهُ وَلَا آمُرُ بِهِ وَلاَ أَنْهَى عَنْهُ .
"Aku menunaikan ibadah haji bersama Nabi saw. dan beliau tidak berpuasa pada hari itu, aku (haji) bersama Abu Bakar ra. beliau pun tidak berpuasa padanya, aku (haji) bersama Umar dan beliau pun tidak berpuasa padanya, aku (haji) bersama Utsman dan beliau pun tidak berpuasa padanya. Dan akupun tidak berpuasa padanya, dan aku tidak memerintahkannya dan tidak pula melarangnya.”.. (HR. At-Tirmidizi).
Waktu Pelaksanaan Puasa ‘Arafah
Tentang waktu pelaksanaan puasa 'Arafah ini terdapat perselisihan. Ada yang mengatakan bahwa puasa 'Arafah harus dilakukan bertepatan dengan jamaah haji yang sedang wukuf di 'Arafah. Yang lainnya mengatakan dilaksanakan berdasarkan waktu/tanggal masing-masing tempat. Dari kedua pendapat tersebut manakah yang bisa dipegang dan diamalkan? Dua-duanya atau salah satunya?
Untuk pertanyaan tersebut inilah jawabannya. Shaum ‘Arafah dilakukan bertepatan dengan tanaggal 9 Dzul Hijjah. Pada hari itu ada dua macam ibadah yang berbeda yang harus dilakukan oleh kaum muslimin sesuai dengan kondisinya masing-masing. Bagi yang sedang haji, pada tangga 9 Dzul Hijjah itu harus wuquf di ‘Arafah, dan bagi yang tidak melaksanakan hajji dianjurkan berpuasa. Shaum ini bukan shaum wuquf, karena itu tidak tepat bila disebut shaum wuquf. Tapi shaum yaumi ‘Arafah, yaitu shaum pada hari kesembilan (tgl. 9) bulan Dzuul Hijjah. Tidak ada shaum ‘Arafah kecuali pada tanggal 9 Dzul Hijjah. Sebagaimana tidak ada wukuf melainkan pada tgl. 9 Dzul hijjah. Shaum ‘Arafah itu dilakukan bukan karena adanya orang yang sedang wuquf, atau bukan karena jama’ah hajji sedang wuquf. Tapi karena kita tidak sedang hajji. Sehingga ada atau tidak ada yang wuquf di ‘Arafah, pada hari/tanggal itu bagi yang tidak hajji tetap dianjurkan shaum ‘Arafah.
Sebab adanya shaum ‘Arafah itu, karena adanya atau datangnya tanggal 9 Dzul Hijjah, bukan disebabkan adanya orang yang wuquf. Sebagaimana orang yang harus wukuf bukan karena adanya orang yang berpuasa pada hari itu. Wukuf dan shaum ‘Arafah adalah dua ibadah yang berbeda, yang dilakukan oleh orang yang berbeda, tapi harus  pada hari yang sama, yaitu hari kesembilan bulan Dzul Hijjah, atau tanggal 9 Dzul Hijjah yang, disebut hari ‘Arafah.
Tanggal atau hari kesembilan di setiap negara pasti sama, sebab semuanya menggunakan perhitungan peredaran bulan. Hanya saja jatuhnya tanggal 9 tersebut  bisa terjadi pada hari yang berbeda, sebab kemunculan hilal di setiap tempat tertentu tidak pada satu waktu yang sama. Hal ini terjadi karena bumi ini bulat. Oleh sebab itu setiap muslim di penjuru dunia melaksanakan shaum serempak pada tanggal/hari ke sembilan Dzul Hijjah, yang harinya bisa berbeda, tergantung di belahan bumi mana mereka berada.
Bagaimana dengan Pasa Sunnat Hari Tarwiyah (Tgl. 8 Dzul Hijjah)?
Amalan shaum pada tanggal 8 Dzul Hijjah tersebut didasakan pada riwayat berikut ini :
صَوْمُ يَوْمِ التَّرْوِيَةِ كَفَّارَةُ سَنَةٍ, وَصَوْمُ يَوْمِ عَرَفَةَ كَفَّارَةُ سَنَتَيْنِ
“Shaum hari Tarwiyah (tgl. 8 Dzul Hijjah) menghapus (dosa) setahun. Dan shaum hari ‘Arafah menghapus (dosa) dua tahun”. (HR. Ad Dailami dari Ibnu Abbas).
Hadits ini dha’if. Pada sanad hadits tersebut terdapat rawi-rawi  bernama : Pertama, Muhammad bin Saib al Kalbi. Dia itu Kadzdzab (seorang pendusta). Dia pernah mengatakan kepada Sufyan ats- Tsauri : “Apa-apa hadits yang engkau dengar dari aku dari jalan Abi Shalih dari Ibnu Abbas, maka hadits itu dusta”. Sedangkan hadits tersebut di atas Kalbi meriwayatkan dari jalan Abu Shalih dari Ibnu Abbas. Imam al-Hakim berkata : “Ia meriwayatkan dari Abi Shalih hadits-hadits yang maudhu’ (palsu)”.  Kedua, Ali bin Ali Al Himyari adalah seorang rawi yang majhul (tidak dikenal).
Jadi, puasa pada hari Tarwiyah itu (8 Dzul Hijjah) adalah berdasarkan hadits yang dha’if/lemah. Mengamalkan hadits yang nyata-nyata lemah hukumnya bid’ah.
2. Takbir, Tahlil dan Tahmid
Pada bula Dzul Hijjah dianjurkan memperbanyak takbir, tahlil dan tahmid, berdasarkan hadits Ibnu Umar r.a,
مَا مِنْ أَيَّامٍ أَعْظَمُ عِنْدَ اللهِ سُبْحَانَهُ وَلاَ أَحَبُّ إِلَيْهِ الْعَمَل فِيْهِنَّ مِنْ هَذِهِ اْلأَيَّامِ الْعَشْرِ؛ فَأَكْثِرُوْا فِيْهِ مِنَ التَّهْلِيْلِ وَالتَّكْبِيْرِ وَالتَّحْمِيْدِ

“Tidak ada hari yang lebih agung dan lebih dicintai di sisi Allah subhanahu wa ta’ala jika amalan shalih dikerjakan di dalamnya daripada sepuluh hari ini, maka perbanyaklah tahlil, takbir, dan tahmid pada hari-hari tersebut.” (HR. Ahmad)
Takbir pada bulan Dzul Hijjah dimulai sejak tanggal 9 setelah shalat subuh sampai tanggal 13 setelah shalat Asar. Argumentasi pendukung amalan ini adalah hadits-hadits berikut ini :
Hadits Umar bin Khattab ra. ,
أَنَّهُ كَانَ يُكَبِّرُ مِنْ صَلَاةِ الْغَدَاةِ يَوْمِ عَرَفَةَ إِلَى صَلَاةِ الظُّهْرِ مِنْ آخِرِ أَيَّامِ التَّشْرِيْقِ .
“Bahwa beliau dulu bertakbir setelah shalat shubuh pada tanggal 9 Dzulhijjah sampai setelah dluhur pada tanggal 13 Dzulhijjah.” (HR. Ibn Abi Syaibah dan Al-Baihaqi)
Hadits Ali bin Abi Thalib ra.,
أَنَّهُ كَانَ يُكَبِّرُ مِنْ صَلَاةِ الْغَدَاةِ يَوْمِ عَرَفَةَ إِلَى صَلَاةِ الْعَصْرِ مِنْ آخِرِ أَيَّامِ التَّشْرِيْقِ, وَيُكَبِّرُ بَعْدَ الْعَصْرِ .
“Bahwa beliau bertakbir setelah shalat shubuh pada tanggal 9 Dzulhijjah sampai ashar tanggal 13 Dzulhijjah. Beliau juga bertakbir setelah ashar.” (HR. Ibn Abi Syaibah dan Al-Baihaqi)
Hadits Ibnu Abbas ra.,
أَنَّهُ كَانَ يُكَبِّرُ مِنْ صَلَاةِ الْفَجْرِ يَوْمِ عَرَفَةَ إِلَى آخِرِ أَيَّامِ التَّشْرِيْقِ, لاَيُكَبِّرُ فِى الْمَغْرِبِ .
“Bahwa beliau bertakbir setelah shalat shubuh pada tanggal 9 Dzulhijjah sampai tanggal 13 Dzulhijjah. Beliau tidak bertakbir setelah maghrib (malam tanggal 14 Dzluhijjah).” (HR. Ibn Abi Syaibah dan Al-Baihaqi)
Hadits  Ibnu Mas’ud ra.
أَنَّهُ كَانَ يُكَبِّرُ مِنْ صَلَاةِ الْصُّبْحِ يَوْمِ عَرَفَةَ إِلَى صَلَاةِ الْعَصْرِ مِنْ آخِرِ أَيَّامِ التَّشْرِيْقِ.
“Bahwa beliau bertakbir setelah shalat shubuh pada tanggal 9 Dzulhijjah sampai ashar tanggal 13 Dzulhijjah.” (HR. Al-Hakim)
Adapun lafazhlafazh takbirnya antara lain :

Pertama,

اَللهُ أَكْبَرُ.اَللهُ أَكْبَرُ. اَللهُ أَكْبَرُ كَبِيْراً .
Kedua,

اَللهُ أَكْبَرُ.اَللهُ أَكْبَرُ. لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ. وَاللهُ أَكْبَرُ. اَللهُ أَكْبَرُ وَللهِ الْحَمْدُ

Ketiga,

اَللهُ أَكْبَرُ.اَللهُ أَكْبَرُ. اَللهُ أَكْبَرُ. لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ. وَاللهُ أَكْبَرُ. اَللهُ أَكْبَرُ. اَللهُ أَكْبَرُ وَللهِ الْحَمْدُ
3. Shalat ‘Iedul Adha
Shalat ‘Iedul Adha adalah amalan sunnah muakkadah yang tidak boleh diabaikan.
Hadits-hadits yang berkaitan dengan shalat ‘Iedul Adha aantara lain :
· Diriwayatkan dari Abu Said, ia berkata : Adalah Nabi saw. pada hari raya idul fitri dan idul adha keluar ke mushalla (padang untuk salat), maka pertama yang beliau kerjakan adalah salat, kemudian setelah selesai beliau berdiri menghadap kepada manusia sedang manusia masih duduk tertib pada shaf mereka, lalu beliau memberi nasihat dan wasiat (khutbah) apabila beliau hendak mengutus tentara atau ingin memerintahkan sesuatu yang telah beliau putuskan,beliau perintahkan setelah selesai beliau pergi. (H.R : Al-Bukhari dan Muslim)
· Telah berkata Jaabir ra: Saya menyaksikan salat Id bersama Nabi saw. beliau memulai salat sebelum khutbah tanpa adzan dan tanpa iqamah, setelah selesai beliau berdiri bertekan atas Bilal, lalu memerintahkan manusia supaya bertaqwa kepada Allah, mendorong mereka untuk taat, menasihati manusia dan memperingatkan mereka, setelah selesai beliau turun mendatangai shaf wanita dan selanjutnya beliau memperingatkan mereka. (H.R : Muslim)
· Diriwayatkan dari Ummu 'Atiyah ra. ia berkata : Rasulullah saw. memerintahkan kami keluar pada 'idul fitri dan 'idul adha semua gadis-gadis, wanita-wanita yang haid, wanita-wanita yang tinggal dalam kamarnya. Adapun wanita yang sedang haid mengasingkan diri dari mushalla tempat salat Id, mereka menyaksikan kebaikan dan mendengarkan da'wah kaum muslimin (mendengarkan khutbah). Saya berkata : Yaa Rasulullah bagaimana dengan kami yang tidak mempunyai jilbab? Beliau bersabda : Supaya saudaranya meminjamkan kepadanya dari jilbabnya. (H.R : Jama'ah)
· Diriwayatkan dari Anas bin Malik ra. ia berkata : Adalah Nabi saw. Tidak berangkat menuju mushalla kecuali beliau memakan beberapa biji kurma, dan beliau memakannya dalam jumlah bilangan ganjil. (H.R : Al-Bukhari dan Muslim)
· Diriwayatkan dari Zaid bin Arqom ra. ia berkata : Nabi saw. Mendirikan salat Id, kemudian beliau memberikan ruhkshah / kemudahan dalam menunaikan salat Jumat, kemudian beliau bersabda : Barang siapa yang mau salat jumat, maka kerjakanlah. (H.R : Imam yang lima kecuali At-Tirmidzi)
· Diriwayatkan dari Amru bin Syu'aib, dari ayahnya, dari neneknya, ia berkata : Sesungguhnya Nabi saw. bertakbir pada salat Id dua belas kali takbir. dalam raka'at pertama tujuh kali takbir dan pada raka'at yang kedua lima kali takbir dan tidak salat sunnah sebelumnya dan juga sesudahnya. (H.R : Amad dan Ibnu Majah)
‘Idul Adha adalah hari besar Umat Islam setelah ‘Idul Fithi, sebagaimana diriwayatkan dari Anas bin Malik ra. ia mengatakan:
قَدِمَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَّلَمَ الْمَدِيْنَةَ وَلَهُمْ يَوْمَانِ يَللأعَبُوْنَ فِيْهِمَا فَقَالَ مَا هَذَانِ الْيَوْمَانِ . قَالُوْا كُنَّا نَلْعَبُ فِيْهِمَا فِى الْجَاهِلِيَّةِ. فَقَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَّلَمَ إِنَّ اللهَ قَدْ أَبْدَلَكُمْ بِهِمَا خيَرْاً مِنْهُمَا يَوْمَ الَأَضَحى وَيَوْمَ الَفِطْرِ .
“Bahwa ketika Nabi saw tiba di Madinah, masyarakat Madinah memiliki dua hari yang mereka rayakan dengan bermain. Maka Nabi saw bertanya, “Dua hari apakah ini?” mereka menjawab, “Kami merayakannya dengan bermain di dua hari ini ketika zaman jahiliyah.” Kemudian Nabi saw bersabda: “Sesungguhnya Allah telah memberikan ganti kepada kalian dengan dua hari yang lebih baik: idul fitri dan idul adha.” (HR. An-Nasa’i, Abu Dawud, dan Ahmad)
4. Berqurban
Sangat  dianjurkan menyembelh qurban pada hari raya Adha berdasarkan nash-nash berikut ini :
Firman Allah Ta’ala,
فَصَلِّ لِرَبِّكَ وَانْحَر
Maka dirikanlah shalat karena Rabb-mu; dan berkorbanlah.” (QS. al-Kautsar [108]:1-3)
Rasulullah saw bersabda,
مَا عَمِلَ ابْنُ آدَمَ يَوْمَ النَّحْرِ عَمَلاً أَحَبُّ إِلَى اللهِ مِنْ إِراقَةِ دَمٍ وَإِنَّهَا لَتَأْتِى يَوْمَ الْقِيَامَةِ بِقُرُوْنِهَا وَأَظْلاَفِهَا وَأَشْعَارِهَا وَإِنَّ الدَّمَ لَيَقَعُ مِنَ اللهِ عَزَّ وَجَلَّ بِمَكَانٍ قَبْلَ أَنْ يَقَعَ عَلَى اْلأَرْضِ فَطَيِّبُوْا بِهَا نَفْسًا
"Tidak ada amal yang dikerjakan oleh anak Adam pada Hari Raya Qurban yang lebih aku sukai selain dari menumpahkan darah (berqurban). Sungguh hewan qurban yang dijadikan qurban itu pada hari kiamat nanti akan datang dengan tanduk-tanduk, kuku-kuku, dan bulu-bulunya. Sungguh darah hewan qurban itu sudah ditempatkan di suatu tempat oleh Allah 'Azza wa Jalla sebelum jatuh di atas tanah (dan akan menjadi minyak wangi), sehingga badan mereka (yang berqurban) akan semerbak wanginya." (HR.al-Hakim, Ibnu Majah, dan at-Tirmizi).
Dari Abu Hurairah ra., Nabi saw bersabda:
مَنْ كَانَ لَهُ سَعَةٌ وَلَمْ يُضَحِّ فَلَا يَقْرَبَنَّ مُصَلَّانَا .
“Siapa yang memililki kelapangan namun dia tidak berqurban maka jangan mendekat ke masjid kami.” (HR. Ahmad dan Ibn Majah)
Bagi orang yang hendak berqurban disunahkan tidak memotong rambut dan kukunya sampai qurbannya itu disembelih, berdasarkan hadits dari Ummu Salamah bahwa Rasulullah saw. bersabda,
مَن كانَ لَهُ ذَبحٌ يَذبَـحُهُ فَإِذَا أَهَلَّ هِلاَلُ ذِى الْحِجَّةِ فَلاَ يَأْخُذَنَّ مِنْ شَعْرِهِ وَلاَ مِنْ أَظْفَارِهِ شَيْئًا حَتَّى يُضَحِّىَ .
“Barangsiapa yang memiliki hewan yang hendak dia sembelih (di hari raya), jika sudah masuk tanggal 1 Dzulhijjah maka janganlah dia memotong rambutnya dan kukunya sedikitpun, sampai dia menyembelih qurbannya.” (HR. Muslim dan Abu Dawud)
Hikmah dari sunnah ini adalah demi kesempurnaan ibadah qurban di sisi Allah swt (Aunul Ma’bud vo. VII:493).
Semoga kita termasuk orang-orang yang memakmurkan bulan Dzul Hijjah dengan amal-amal shaleh. Amin.
-----oOo-----